Beriman Kepada Nabi dan Rasul
Beriman
kepada Nabi-Nabi dan Rasul Allah merupakan rukun Islam yang ke empat dari enam
rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Allah Swt. Telah memilih salah
seorang rasul di antara manusia pada masanya untuk menyampaikan
perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya demi kebaikan hidup manusia di
dunia maupun di akhirat nanti.[1]
Maka, dalam rukun Islam yang ke empat ini, semua umat muslim diminta agar
percaya bahwa Allah yang Maha Bijaksana telah mengutus beberapa nabi dan rasul
untuk menuntun manusia ke jalan yang lurus. Para nabi dan rasul datang kepada
kaumnya dengan membawa kabar gembira dan menasehati mereka yang ingkar akan
Tuhan dan mengingkari perintah-perintah-Nya. Para nabi dan rasul adalah manusia
pilihan Allah yang menerima wahyu dari Allah.
Pengertian
Nabi dan Rasul
Kata
nabi berasal dari bahasa Arab yang berasal dari kata naba, artinya pemberitahuan yang besar faedahnya, yang menyebabkan
orang mengetahui sesuatu. Kata naba
juga dipakai hanya terhadap pemberitahuan yang tak mungkin salah. Seorang ahli
bahasa Arab menjelaskan bahwa kata nabi artinya duta besar antara Allah dan
makhluk yang berakal. Menurut ulama lain, arti kata nabi ialah orang yang
memberi informasi tentang Allah dan ini diberi penjelasan lebih lanjut bahwa
nabi ialah orang yang diberi informasi
oleh Allah tentang ke-Esa-an-Nya dan yang kepadanya dibukakan rahasia
zaman yang akan datang dan diberitahu bahwa ia adalah utusan-Nya. Nabi juga
disebut rasul artinya utusan. Al-Quran membedakan pengertian nabi dan rasul
berdasarkan ada tidaknya kitab suci bersamanya. Nabi adalah utusan Allah kepada
manusia namun tidak diberi kitab suci, sedangkan rasul adalah utusan yang
diberi kitab suci. Jadi, tidak semua nabi adalah rasul, namun semua rasul
adalah juga nabi.[2]
Mengapa
Allah Mengutus Para Nabi?
Para
nabi diutus untuk memperbaiki umat manusia dan untuk membebaskan mereka dari
budak perbuatan dosa. Wahyu ilahi diperlukan untuk memungkinkan manusia
menaklukkan setan, sebab jika tidak ditundukkan akan merintangi gerak akhlak
dan rohani manusia. Karena manusia tidak tahan menghadapi godaan setan, maka
wahyu ilahi datang untuk menolong manusia. Diturunkanlah wahyu ilahi kepada
manusia, selanjutnya nabi-nabi mengajarkan Tauhid
(keesaan Allah), tujuan tauhid yaitu
untuk meningkatkan derajat manusia dalam segala bidang, baik jasmani maupun
rohani. Nabi juga disebut pemberi kabar baik dan juru ingat. Ajaran nabi juga
bertujuan untuk menyucikan, bukan hanya menyucikan manusia dari dosa, tapi juga
menggairahkan manusia untuk mengembangkan jasmani dan rohaninya. Ajaran Quran
menunjukkan bahwa tujuan perutusan para nabi adalah untuk meningkatkan derajat
manusia agar mampu menaklukkan hawa nafsu dan menghayati dirinya dengan
cita-cita yang luhur dan mulia.[3]
Nama-nama Nabi dan Rasul
Menurut
Hadits Jumlah nabi yang diutus oleh Allah adalah sekitar 124.000, Di antaranya ada
315 orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Dari 315 orang nabi dan rasul
itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran. Gibb
mengidentifikasi para nabi yang disebut dalam Al-Quran sebagai berikut: 4 orang
dari bangsa Arab (termasuk Luqman), 18 orang dari kitab Perjanjian Lama, dan 3
orang dari Perjanjian Baru (Zakharia, Yohanes, dan Yesus).[4]
Dan mereka inilah yang wajib kita ketahui, yaitu:[5]
1.
Nabi
Adam.
2.
Nabi Idris
(Edris).
3.
Nabi
Nuh.
4.
Nabi
Hud.
5.
Nabi
Shaleh.
6.
Nabi
Ibrahim.
7.
Nabi Luth.
8.
Nabi
Ismail.
9.
Nabi Ishaq.
10.
Nabi Ya’qub.
11.
Nabi
Yusuf.
12.
Nabi Ayyub.
13.
Nabi
Syu’aib
14.
Nabi Ilyas.
15.
Nabi Ilyasa.
16.
Nabi Zulkifli.
17.
Nabi Harun.
18.
Nabi
Musa.
19.
Nabi Daud
20.
Nabi Sulaiman
21.
Nabi Yunus.
22.
Nabi Zakariya.
23.
Nabi Yahya.
24.
Nabi
Isa Al-Masih.
25.
Nabi Muhamad
Sifat-sifat dan Tugas yang
Wajib bagi Nabi dan Rasul
Sifat–sifat
dari para nabi dan rasul juga sama seperti kita manusia, namun di satu sisi dapat
dikatakan bahwa ada beberapa keutaman dalam diri mereka yang baik di hadapan
Allah swt. sehingga Allah mampu mewahyukan diri kepada mereka. Di samping itu,
ada satu sifat untuk para nabi yang bagi kalangan umat muslim disebut dengan “Al a’Radhul Basyariya” atau dapat dikatakan
berperangai seperti manusia biasa.[6]
Para rasul juga bertabiat seperti manusia pada umumnya, misalkan: para rasul itu
juga bisa makan, minum, tidur, dan hidup sebagai mana lazimnya manusia. Maka dari
itu, di bawah ini dilukiskan beberapa sifat dari para nabi yang patut dimengerti
dan dipahami oleh umat muslim:
1.
Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, di mana,
kapan dan dalam keadaan bagaimana pun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
2.
Amanah,
yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
3.
Tabligh,artinya mereka senantiasa konsekuen menyampaikan
kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran
yang diterimanya dari Allah swt. (kitman),
meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.
4.
Fathanah,artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia
yang cerdas yang dipilih Allah swt. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah).[7]
Selain memiliki sifat yang baik untuk patut diteladani,
para nabi mau pun rasul juga diberi tugas oleh Allah swt. untuk disampaikan kepada
umatnya di dunia ini. Tugas yang diberikan itu tidaklah mudah karena seringkali
para nabi mau pun rasul yang menyampaikan firman Allah kepada umat mengalami banyak
penolakan bahkan disiksa. Akan tetapi jika mereka tetap setia menjalankannya,
mereka mendapat ganjaran dari Allah swt.
di dunia akhirat. Inilah tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1.
Mengajarkan
aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhidubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta
dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya
(tauhidrububiyah).
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhiduluhiyah).
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan
makhluk-Nya (tauhidsifatiyah).
2.
Mengajarkan
kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah
kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh menambah-nambah
atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah,
mereka yasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk
kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalahkesesatan.[8]
3.
Menjelaskan
hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, manahal-hal yang dilarang dan mana
yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4.
Memberikan
contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang
utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama,
santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5.
Menyampaikan
kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang
digariskan Allah swt.
6.
Memberikan
kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah
Allah swt. dan rasul-Nya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak
kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia
yang berbuatzalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap
makhluk lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan
yang tak terhingga.(Q.S. al-Bayyinah: 6-8).[9]
Tanda-tanda Beriman Kepada
Rasul-Rasul Allah
Tanda-tanda orang yang beriman kepada rasul-rasul
Allah adalah sebagai berikut:
1. Teguh keimanannya kepada Allah swt. Semakin kuat keimanan seseorang kepada
para rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya kepada Allah swt.
2. Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul.
Kebenaran yang dibawa para rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa
Al-Quran mau pun hadis-hadisnya.
3. Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan
yang lain. Dengan beriman kepada rasul-rasul Allah otomatis berarti tidak membeda-bedakan
antara rasul yang satu dengan rasul yang lain.
4. Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah.
Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt. untuk memimpin umatnya adalah
orang-orang pilihan di antara mereka.
Kesimpulan
Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang
diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya.
Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan)
syari’at rasul-rasul sebelumnya.[10]Dari
sini dapat kita simpulkan bahwa tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan
wahyu yang mereka terima dari Allah swt. kepada umatnya.
Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka
mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu
berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu
berupa mukjizat. Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang
dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian
dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang
menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.
[4] Nicolas J. Woly, Saudaraku di SerambiIman yang HarusKukenal,
(Kupang: Gita Kasih, 2010), hlm.199.
[5] Nicolas J. Woly, Saudaraku…,hlm. 221.
[6]Sudarsono, SepuluhAspek Islam,(RenakaCipta:
Jakarta, 1994), hlm.25.
[7]Sudarsono, SepuluhAspek…,hlm.26.
[8]K.H.
FirdausA.N.ImankepadaRasul-rasul Allah
(Publicita: Jakarta,1977),hal.75.
[9]K.H.
FirdausA.N.Imankepada…,hal. 79.
[10]K.H. FirdausA.N.Imankepada…,hal.86.
Komentar
Posting Komentar